Sabtu, 03 Juli 2010

Citra diri dan Kesabaran

Orang yang kurang sabar di sebabkan karena pikirannya tidak hadir secara penuh dalam dirinya sendiri. Pikirannya melayang kemana-mana, sehingga menimbulkan efek-efek ketidak sabaran, dan ketidak sabaran ini akan tercermin pada perilakunya yang antara lain seperti mudah marah, suka tergesa-gesa, suka memaksakan kehendak dan masih banyak yang lain.
Sebagai contoh anda mempunyai tujuan ke airport dan hendak terbang ke luar kota. Anda berangkat dari rumah dengan mengendarai mobil yang di kemudikan oleh seorang sopir. Anda tahu waktu anda sangat terbatas untuk sampai ke airport. Ketika anda berada di atas mobil dan sedang berjalan, pikiran anda melayang dan sudah sampai ke airport, anda membayangkan diri anda sudah check in dan sebentar lagi pesawat yang akan anda tumpangi akan segera terbang. Anda juga membayangkan seolah-olah anda berlarian takut ketinggalan pesawat. Namun anda juga tahu bahwa anda sedang berada di atas mobil yang menuju ke airport. Nah.. disinilah muncul ketidak sabaran anda. Sebab di dalam pikiran anda timbul pertentangan, di satu pihak anda sudah mengambarkan diri anda ada di airport, sedang di sisi lain anda tahu bahwa anda masih berada di dalam mobil yang sedang berjalan menuju airport. Pertentangan di dalam pikiran inilah yang menyebabkan muncul rasa takut yang menyelimuti diri anda, yaitu takut ketinggalan pesawat dan akhirnya anda menjadi tidak sabaran atau tergesa-gesa.
Karena anda memfokuskan pikiran tentang ketinggalan pesawat, disitulah muncul perasaan takut dan kemudian muncullah ketidak-sabaran itu. Dalam hal ini anda mungkin bisa marah kepada sopir anda, anda bisa saja memaksakan kehendak anda kepada sopir anda untuk ngebut agar anda cepat sampai ke airport.
Jadi sekali lagi bila pikiran anda tidak menyatu dengan tubuh anda, disitulah muncul ketidak sabaran. Dari uraian diatas, anda sedang berada diatas mobil, namun pikiran anda sudah berada di airport. Inilah keterpisahan antara pikiran dan tubuh anda.
Kesabaran adalah suatu kebiasaan – kebiasaan berpikir ( berimajinasi ). Dan setiap orang bisa mejadi orang yang sabar, sepanjang dia bisa mengendalikan kebiasaan berpikirnya. Jadi untuk bisa menjadi orang yang sabar, kendalikan kebiasaan berpikir itu. Kebiasaan berpikir ini dipengaruhi oleh kebiasaan anda dalam mempersepsikan segala sesatu yang anda alami.
Seperti contoh diatas, bila anda tahu bahwa waktu anda terbatas untuk sampai ke airport, dan anda pun mempersepsikan bahwa anda bakalan terlambat dan ketinggalan pesawat, tentu kesabaran anda akan sirna dan di gantikan dengan perasaan negatif.
Tetapi bila anda berpikiran lebih positif, misalkan anda pasrah tentang kedaaan itu, bila saja terlambat ya sudahlah, demikian pikiran anda mempersepsikannya. Anda akan lebih sabar dan menerima konsekuensi apa yang terjadi, tentu anda akan bisa lebih santai dan menikmati perjalanan anda di atas mobil. Dan yang jelas perasaan negatif itu akan berubah menjadi lebih positif. Anda akan lebih nyaman.
Jadi citra-citra yang anda bentuk di dalam pikiran anda tentang akan seperti apa diri anda akan menentukan tingkat kesabaran anda.
Pasrah dan bersyukur adalah gambaran tentang citra diri yang positif dan membuat anda menjadi orang yang lebih sabar.

Pembaca yang budiman, kesabaran itu dapat di latih dan di bentuk, karena sebetulnya kesabaran itu berawal dari cara kita berpikir atau penggambaran tentang diri kita. Berpikirlah bahwa anda adalah orang yang sabar, gambarkan seperti apa perilaku orang yang sabar itu, lalu praktekken dalam aktivitas anda sehari-hari. Dan terakhir evaluasi tentang seberapa jauh kemajuan diri anda untuk bersikap sabar. Praktekken langkah-langkah ini berulang-ulang hingga anda benar-benar berubah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar